Minggu, 28 Februari 2010

Lima Jenis Sholat Sunnah

BAB 1

LIMA JENIS SHALAT SUNAH

1. SHALAT THAHAJUD

Adapun banyaknya raka’at dalam shalat tahajud ini (berdasarkan amalan nabi kita) tidaklah ada suatu ketentuan yang pasti. Hanya saja dikatakan beliau “sekurang - kurangnya” ialah 2 raka’at dan ada juga riwayat uang menyebutkan sesedang-sedangnya 12 raka’at. Tetapi jika hendak melakukanya lebih, tidaklah dipastikan bilanganya mesti berapa.
Lalu sehubungan dengan waktu buat melakukannya tidaklah ada suatu petunjuk yang menentukan “khusus” tentang waktunya malahan telah terbuka kebolehannya semenjak shalat isya’ sampai dengan sebelum masuk waktu shalat shubuh. Adapun paling afdolnya waktu shalat tahajud telah dilakukan pada 1/3 malam yang akhir, atau lebih kurang semenjak pukul 02.00 ke bawah. Dan tidak pula ditentukan bahwa harus tidur terlebih dahulu, memang ada hadist yang menyatakan “Kalau terbangun seseorang diantara kamu ditengah malam dari tidurnya, janganlah ia sambung kembali tidurnya itu, melainkan hendaklah ia sujudkan dahulu untuk shalat tahajud”. Sekurang-kurangnya 2 raka’at.
Adapun niatnya ialah




Bacaan – Bacaan Khusus Yang Bersangkutan Dengan Thahajud
1. Sebaik Bangun Dari Tidur
Sebaik bangun dari tidur, sebelum mengambil wuduk jikalau shalatnya itu sesudah tidur lebih dahulu dibacanya do’a antara lain :








Artinya :
Tiada tuhan selain Engkau ya Allah, Maha Suci Engkau dan dengan memuji Engkau, aku memohon ampun akan Engkau dari segala dosa-dosaku, dan aku memohon akan Engkau agar peroleh akan rahmat Engkau wahai Allah, tambahi terus aku akan ilmu, dan janganlah Engkau gelincirkan lagi hatiku sesudah Engkau tunjuki daku, dan limpahkanlah bagiku dari sisi Engkau akan rahmat, bahwasanya Engkaulah maha melimpahkan rahmat

2 Bacaan Doa Iftitah
. Bacaan do’a iftitahnya, sesudah takbiratul ihram, sebelum membaca fatihah, sebagaimana yang diriwayatkan Siti Aisah r.a (menurut amalan Nabi Muhammad Saw) lihat dalam kitab inzu’izatul mukminin ihyanwinudin dalam pasal 1:Adabun naumi( ) pada halaman 1 juz 87






Artinya:
Wahai Allah, tuhan jibril dan mikail dan israfil yang menciptakan langit dan bumi, lagi mengetahui yang tersembunyi yang nyata. Engkau menghukum di antara hamba-hamba Engkau. Pada apa-apa yang telah ada mereka itu bersalah-salahan. Tunjukilah aku, bagi apa-apa bersalahan aku padanya dari pada yang hak dengan keizinan Engkau. Bahwasanya Engkau menunjuki siapa-siapa yang Engkau kehendaki kepada jalan yang lurus

3. Bacaan (Dzikir) Diwaktu Ruku’ Sembayang Thahajud



Artinya :
“ Wahai Allah, bagi Engkaulah aku ruku’ dan dengan Engkaulah aku beriman dan karena Engkaulah aku islam( berserah diri ). Tunduk khusyu’ bagi-Mu pendengaranku dan penglihatanku, dan otak benakku dan tulang belulangku dan juga urat nadi persendian ku”.

4. Bacaan ( Dzikir ) Sewaktu Dalam Berdiri
I’tidalnya sesudah bangkit dari ruku’


Artinya :
Bagi tuhan ku, segala puja bagi tuhanku, segala puji bagi tuhan ku segala puji.
Cacatan : ucapan ini di ulang beberapa kali sekedar lamanya ruku’.

5. Bacaan ( Dzikir ) Diwaktu Shalat Thahajud.





Artinya :
Wahai Allah, Bahwasanya aku berlindung dengan keridhoan Engkau daripada kemurkaan Engkau, dan dengan kemanfaatan Engkau dari pada balasan siksa Engkau dan aku berlindung dengan Engkau dari pada Engkau. Tiadalah aku menghinggakan sanjungan ke atas Engkau menyanjung ke atas diri Engkau.

6. Bacaan ( Dzikir ) Waktu Duduk.
Bacaan ( dzikir ) waktu duduk diantara 2 sujud


Artinya :
Wahai tuhan ku, ampunilah aku, wahai tuhan ku ampunilah aku, wahai tuhan ku ampunilah aku.

Demikianlah beberapa do’a yang bersangkutan dengan tahajud dan “ kaifiatnya” yang khusus berupa bacaaan – bacaan di dalamnya.





2. SHALAT DHUHA

Menurut kitab hadis “Al-majalisus-sunnayah”( sejarah dari matan Arba’in An Nawawiyyah halaman 01 ) bahwa sekuramg – kurangnya shalat dhuha adalah 2 raka’at, sama halnya dengan shalat tahajud. Dan jika hendak melebihkannya boleh mencapai 4, 6, 8, 10 atau 12 raka’at.

Adapun caranya ialah dengan dua raka’at dan satu salam, tetapi ada juga yang menyatukan boleh di lakukan dengan empat raka’at, satu salam tanpa tahiyat yang pertama. Waktu di perbolehkannya shalat dhuha adalah

Dan niatnya adalah :



Adapun do’anya setelah selesai shalat dhuha adalah :







3. SHALAT HAJAT

Pada dasarnya shalat hajat ini ialah memohon pertolongan, tentulah dari macam – macam kesusahan yang sedang di derita aku memohon sesuatu yang kunjung belum di dapatkan.
Misalnya :
Menginginkan rizki yang mencakupi, menginginkan keluarga yang harmonis dan lain lain.

Dan berikut niatnya :




Dua Syarat Yang Jangan Dilupakan

1. Tata cara shalat Hajat yang Pertama
Adapun yang terkenal menurut nabi yaitu 2 macam tata cara shalat hajat. Yang mana cara pertama yang dilakukan dengan sebanyak 12 raka’at, banyak bilangan raka’atnya dengan satu sujud tambahanistimewa. Pada akhir raka’at yang ke 12 nya itu. Dan ini adalah merupakan shalat hajat yang panjang dan agak lama mengerjakannya.

2. Tata cara shalat Hajat yang kedua
Dan yang ke 2 adalah sebanyak 2 raka’at. Cuma saja setelah selesai melakukan shlat ini, maka di tambahkan dengan serangkai do’anya.

Adapun barang siapa yang melaksanakan shalatnya baik dimalam hari ataupun disiang hari dan bacaannya nanti pada tiap-tiap raka’at shalat itu akan fatihah dan suatu ayat yang diambil dari al-qur’an, dan ia bertasyahud pada tiap-tiap raka’at serta memberi salam kemudian setelah ia bersujud sesudah bertasyahud dari 2 raka’at yang terakhir sebelum salam, serta membaca dalam sujud tambahanya itu :
1. Fatihah 7X
2. Ayat kursi 7X
3. Dan kemudian membaca


sebanyak 10X
4. Kemudian diucapkanlah : Allahumma inni as-aluka bi-ma’aqidil izzi min arsyika, wa muntaharrahmati min kitabika wa bismika a’zhami, wa jhikal-a’la, wa kalimatikat taamaatu, antaqdhaayati.

Kemudian (kata Nabi) memintalah “memohon” apa-apa hajatnya, lalu setelah selesai memohon permintaannya itu, dengan bertakbir maka angkatlah kepalanya dari pada sujud itu serta memberi salam kekanan dan kekiri.






5. SHALAT TASBIH

Adapun shalat tasbih ini lebih dikenal sebagai pengampunan dari segala macam dosa. Lafaz niatnya adalah sebagai berikut


Tata cara shalat tasbih adalah :
1. Empat raka’at dengan satu tasyahud dan satu salam, waktu tidaklah ditentukan siang hari atau pun malam hari boleh-boleh saja menurut waktu yang dikehendaki sendiri.
2. Tiap-tiap raka’at membaca fatihah
3. Setiap raka’at pakai ayat ( sebelum raka’at ) dibaca 15 kali : “subhanallah, walhamdulillah,,walaa ilaaha illallah,wallahu akbar”.
4. Didalam rukuk , dibaca juga tasbih 10 kali
5. Saat I’tidal ( bangkit dari rukuk ) dibaca juga 10 kali ( tasbih )
6. Didalam sujud, baca tasbih 10 kali
7. Duduk diantara 2 sujud, baca tasbih 10 kali
8. Dalam sujud yang ke-2, baca tasbih 10 kali
9. Kemudian ketika akan bangkit dari sujud yang ke-2 itu, ketika masih sedang berlutut (belum berdiri) tetapi pada raka’at yang ke-4, sebelum tahiyat baca sama 10 kali ( tasbih )

Jadi, jumlah tasbihnya dalam tiap - tiap raka’at ada 75 kali, dengan demikian untuk 4 raka’at akan berjumlah 300 kali tasbih


5 . SHALAT ISTIKHARAH

Adapun shalat istikharah ini adalah memohon pilihan dimasa dalam keraguan / bimbang. Maka agar tidak berlarut-larut dalam keadaan yang membinggungkan & merugikan itu, oleh syariat agama islam menurut ajaran dari Rasulullah Saw telah ditunjukan jalan keluarnya (way out) yang dinamakan shalat istikharah
Adapun lafaz niatnya ialah :



Disebutkan dalam banyak kitab fikhul islam diantaranya juga ditemukan dalam kitab “mau’izzatul mu’minin“ juz 1, halaman 45
1. Bahwa tidak ditentukan waktunya (sama halnya seperti shalat & tasbih)
2. Banyak shalat ini ialah 2 raka’at
3. Ayat pada raka’at pertama adalah “al-kafirun” dan raka’at kedua adalah ayat “al-ikhlas”
4. Setelah selesai memberi salam, maka membaca do’a istikharah, sebagai berikut :










Artinya :
Ya Allah, bahwasanya aku memohon pilihkan dengan ilmu Engkau, dan mohon tentukan dengan kudrot Engkau, dan aku meminta akan Engkau dari pada karunia Engkau yang maha besar

Maka bahwasanya Engkaulah yang berkuasa aku tiada kuasa apa-apa dan Engkaulah yang maha mengetahui, aku tiada tahu Engkau mengetahui segala yang ghoib.

Wahai Allah, jikalau menurut ilmu Engkau bahwa “urusan” ini baik buatku, pada agama & dunia kelak untuk akibat kerjaku cepat atau lambatnya, maka tentukanah dia buatku, serta berkatilah bagiku padanya dan mudahkanlah ia bagiku.
Tetapi jikalau menurut ilmu Engkau, bahwaurusan ini tidak baik buatku, pada agama & dunia dan kelak untuk akibat kerjaku cepat atau lambatnya, maka palingkan aku dari padanya, dan juga palingkan pulalah dia dari padaku. Dan tentukanlah akan kebaikkan sekira adanya, kemudian rihdohkanlah aku denganya.

Demikian pemaparan tentang 5 shalat sunnat semoga yang berkepentingan telah dapat mengamalkannya, menurut waktu dan tempat yang dikehendaki.

Berbagai jalan untuk serba kebaikan telah dibentangkan Tuhan untuk kita, tinggal kita yang melangkahkan tujuan untuk mendapatkan jalan yang baik. Semua itu di sebut jalan yang lurus.































DAFTAR PUSTAKA

1 . Kitab Mau’izzatul Mukminin, Muhammad Jamaludin Addiansyah
2 . Kitab Hadist Al-majalisus Sunniyyah, Matan Arba’in Annawawiyyah Syaikh Ahmad bin Syaikh Hijazy

Tidak ada komentar: